Jumat, 01 April 2011

Teja Yudha Karsa Ing Raharja

Sinopsis : Dalam mewujudkan sebuah impian serta tujuan pembangunan diperlukan adanya keberanian( teja ) inovatif serta keyakinan yang dalam. Memperjuangkan ( yudha )Kepercayaan akan kemampuan potensi( Karsa ) yang dimiliki oleh diri sendiri merupakan modal utama dalam mencapai sebuah kemakmuran ( Raharja )hakiki.
Garut dengan segala potensinya bertekad untuk mejemput globalisasi sebagai bola keberhasilan dimasa yang akan datang

Ringkasan cerita
Dibihari, nukawentar dina lontar nuditukil juru pantun iwal kaendahanana Swiss van java. Nu diukir embatan lamping ditatah jajalanan panjang digambar endahna ngamplang. Mangsa adiwijaya ngistren limbangan urang geus kawentar teuneung ludeung dina nangtukeun pasikapan bahkan mangsana keyan santang pajajaran hiji ngaran nu seungit awun-awunan kamancanagara.
Kamari,mangsa urang asup nyusup kana jaman milenium, oge geus napak rancage dina gawe. Pinuji dina wawarti, pineja ku adipura.hempak sawah geus natah pirang lengkah tutas dipilampah.industri oge ngawarni warna nagari. Pulitik katut kaamanan miwujud garut bangkit garut berprestasi.
Kiwari, dina capetangna kabudayan garut tandang ngalanglang rohang tur luang seja ngudag karaharjan. Deudeulan juang randap kahayang, lahir nasajati, sajatining diri saujrating rasa miwujud karsa.
Mungguh juang pikeun ngaguar kakuatan sorangan, nangtung natangtungan, cumarita dina karsa, muka lawang sigotaka, nyukruk galur karuhun baheula ngenaan warta Swiss Van Java.
Teja yudha Karsa ing raharja, pataka raksanagara. Nguniang hudang muru pinunjul, ngorejat kejat ngabelesat mangkat, minuju kamajuan mineja karaharjan na wincikan “ garut bangkit tur maju”.


Teja Yudha Karsa Raharja
Bubuka ( overture )
Panggung kosong,
musik dibuka dalam tekanan nada serta irama lambat menuju cepat sebagai ungkapan kesemangatan juang yang diakhiri oleh jeda sebagai tanda masuknya narasi.
Narasi
bihari,
nukawentar dina lontar
sieupna swiss van java.
embatan lamping
jajalanan panjang digambar endahna ngamplang.
Mangsa adiwijaya ngistren limbangan
urang geus kawentar teuneung ludeung
nangtukeun pasikapan.
mangsana keyan santang
pajajaran hiji ngaran nu seungit awun-awunan
kamancanagara.
Masuk 20 penari umbul-umbul dengan posisi bersebrangan membentuk lingkaran sebagai konfigurasi pegunungan,barisan terpecah memanjang mengungkap indahnya jejalanan yang dipagari pepohonan ( garut waktu dulu ). Dengan gerakan sederhana yang bertumpu pada komposisi kaki mereka bergerak seiring dengan musik sebagai ilustrasinya yang diselingi dengan aksentuasi kendang/bedug sebagai penegas dari intensitas gerakannya hingga membentuk formasi memanjang dengan level tinggi rendah dengan posisi umbul-umbul bersilangan sebagai ornamen yang menghiasi panggung/pentas saat itu.
Musik berubah dengan irama natural bertempo sedang sebagai iringan masuknya 15 penari Nampi dan 4 penari rengkong rengkong dengan sesekali ditimpali beluk dan senggak mereka menari memainkan proferti yang di selipi hasil pertanian seperti geugeusan pare ( ikatan Padi ),manggaran kelapa (rentengan kelapa ) dan terus menari ketengah panggung. Penari kipas menari dengan gerak-gerak ritmis yang terkadang berkelompok dengan sejenis tetapi kadang berpasangan dengan penari rengkong sebagai ungkapan humaniora warga garut dalam kalangenan kaulinan urang lembur.
Musik mengarah pada irama ketuk tiluan dengan lagu-lagu sederhana mereka menari yang dilatar belakangi oleh rengkong dan tumpukan angklung di tiap sudutnya sebagai batas kalang menari. Ketuk tilu pun dipergelarkan dengan beberapa goongan yang diakhiri dengan narayuda (dengan menyerahkan soder pada bupati / wakil bupati untuk ikut menari.Jika Memungkinkan )
Tiba-tiba musik menanjak seiring dengan masuknya penari jampana ( jampana dibuat dari kayu yang dibalut batik garutandengan diisi oleh makanan khas garut dari mulai dodol, burayot, endog lewo, dorokdok, dengan hiasan orang-orangan mengenakan jaket kulit buatan sukaregang. 1 jampana dimaikan oleh 4 orang penari) ke tengah panggung yang diiringi penari Gondewa ( kainnya dibuat dengan kain batik garutan dimainkan oleh delapan penari putri) yang disambut dengan respon penari umbul-umbul yang melingkari jampana,mereka berkolabrasi dengan penari angklung-rengkong, kipas-,jampana dan umbul-umbul.mereka menggambarkan kerancagean warga garut dalam pembangunan.hingga musik terhenti dengan berganti suasana menjadi agung dengan sentuhan magis
hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala
hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala
hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala
hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala hanacarakadatasawala

Narasi
Mungguh ari pangagung
Nu jembar kalayan linuhung
Nganteur harepan wargana
Surti jumerit kingkin nagrina
Cageur, bageur, bener tur pinter mijadi ageman
Singset, sumanget tur binekas ngahontal karaharjan.
Hana caraka datasawala
Nyawala ning laksa pertala
Sing tatatengterem kerta raharja
Gemah ripah loh jinawi.
Teja ing rana, Rambata Eka Yuga
Tejayudha karsa Ing Raharja
Seluruh penari merespon kehadiran Jampana dan penari gondewa, dengan menggambarkan sebuah helaran kecil yang terdiri dari Jampana,Kipas, penari sampur,dan gondewa diiringi lagu kebersamaan tiba-tiba musik berubah tegang seiring dengan masuknya penari layar
Narasi
Juang nu dirandap sinangkan gumilang
Caangna luntur ditebak pamupul bayu
Pakewuh, ngabancang pirang cahya giwangkara
Garut angkeub pinuh pihujaneun.
Mustari wanci lekasan bihari
Najan waktu can manjing kiwari
penari layar membuyarkan semua kebersamaan, dominasi gerak-gerak atraktif layar sepanjang 8 meter memberikan aksen kecongkakan penari layar yang menimbulkan perlawanan dari seluruh penari ( kipas,Jampana,Gondewa ) maka perang bathin antara suasana chaos dan keinginan lepas dari permasalahan menjadi sebuah pergulatan bathin yang digambarkan dengan patriotis oleh penari gondewa yang berusaha melawan dominasi dari penari layar. Hingga pada akhirnya penari layar dapat dikalahkan oleh semua elemen penari hingga semua membentuk Formasi Babancong
Tejayudha Karsa ing raharja,
pataka raksanagara.
Nguniang hudang muru pininjul,
ngorejat kejat ngabelesat mangkat,
minuju kamajuan mineja karaharjan na wincikan
“ garut bangkit tur maju”.
Diiringi lagu Garut Bangkit Tur Maju ciptaan R. Dicky Candra
Semua Penari disertai penata Tari dan Penata Musik membentuk formasi berbanjar serta memberikan Hormat Pada Penonton, Balik Kanan
Fade Out
Tamat
Penari Umbul-umbul 20 Orang
Penari Rengkong 4 Orang
Penari Nampi 16 Orang
Penari Jampana 8 Orang
Penari Kipas 15 Orang
Penari Layar 8 Orang
Penari Gondewa ( Inti ) 10 Orang
Orang
Jumlah Orang





Share/Bookmark
http://iwanfalsmania.blogspot.com

Daftar Wacana